Kamis, 13 September 2012

Emprit Jepang (society finch)








Menjodohkan Emprit Jepang
BURUNG emprit mempunyai beragam spesies, yang terkadang berada dalam genus (marga) yang berbeda pula. Misalnya emprit emas (Amandava amandava), bondol hijau (Erythrura prasina), bondol haji (Lonchura maja), emprit kepala hitam (Lonchura malacca), dan emprit jawa (Lonchura leucogusroides).Dari mancanegara, dikenal pula emprit bondol peking (Lonchura punctulata), pipit zebra, serta emprit jepang. Yang disebut terakhir ini populer di kalangan penangkar gould amadine: pipit hias dari Australia. Emprit jepang kerap digunakan sebagai baby sitter bagi piyik (anakan) gould amadine, seperti halnya puter yang sering difungsikan sebagai pengasuh piyik perkutut. Oleh karena itu, penangkaran emprit juga memiliki prospek ekonomi yang lumayan. Selain bisa dijual kepada penangkar gould amadine, Anda bisa menjualnya sebagai burung piaraan berharga ''miring''. Makanannya sama seperti gould amadine, yaitu millet dan canary seed.
Emprit Dewasa
Untuk mengawali penangkaran, Anda mesti membeli beberapa ekor emprit dewasa. Tidak sulit untuk mendapatkan induk emprit jepang, karena tersedia di hampir semua pasar burung. Emprit dewasa ditandai dengan postur tubuh yang agak besar dan mekar. Warna bulu-bulunya tajam. Umumnya emprit sudah bisa berproduksi ketika berumur 3-4 bulan.
Setelah itu melakukan penjodohan. Emprit dipasangkan satu-satu, dan dimasukkan ke dalam sangkar yang terpisah dari pasangan lainnya. Biarkan selama satu bulan. Jika jumlah telurnya 10 butir, berarti pasangan itu terdiri atas betina dan betina. Sebab tidak mungkin seekor betina bisa bertelur sebanyak itu. Jika jumlah telur 5-6 butir, berarti sejoli ini jantan dan betina. Kalau tidak ada yang bertelur, berarti semuanya jantan. Pilihlah yang jumlah telurnya 5-6 butir. Sedangkan yang lainnya dipasangkan secara ulang, sehingga setiap pejantan akan memiliki pendamping seekor betina. Tidak sulit bukan?
Kuasai Manajemen Produksi
DALAM dua tulisan terdahulu sudah dijelaskan soal seleksi bibit, kandang penangkaran, dan proses penjodohan. Bagian terakhir ini menjelaskan manajemen produksi, yang menjadi kunci sukses usaha penangkaran gould amadine. Secara naluri, induk gould amadine akan mengerami telur (4 - 6 butir) selama 14 hari. Lantas selama dua bulan mengasuh piyik. Seminggu setelah piyik disapih, barulah induk betina akan bertelur lagi. Cobalah hitung, berapa lama waktu yang dihabiskan untuk mengerami telur dan mengasuh anaknya. Kalau waktu ini bisa dipersingkat, tentu produktivitas sepasang induk akan lebih tinggi. Dalam usaha penangkaran, produktivitas menjadi kata kunci yang tak boleh diabaikan setiap penangkar. Upaya mempersingkat periode produksi (telur) pada gould amadine ini sangat dimungkinkan, karena ada beberapa spesies burung yang bisa dijadikan baby sitter, atau induk pengganti yang bisa difungsikan sebagai pengeram dan pengasuh piyik gould amadine.
Emprit Jepang
Hal ini lazim dilakukan pada penangkaran perkutut, di mana baby sitter dipercayakan kepada puter. Sedangkan pada gould amadine, induk pengganti yang paling cocok adalah emprit jepang.
Jumlah pasangan induk emprit jepang dan pasangan induk gould amadine diusahakan sama, supaya selalu ada empit jepang dan gould amadine yang mengeram dalam waktu hampir bersamaan.
Dalam metode ini, sangkar yang digunakan emprit jepang untuk mengerami telur-telur gould amadine tidak perlu berukuran besar. Sangkar biasa dengan ukuran 50 x 50 x 50 cm3 pun sudah layak.
Usahakan bagian samping dan belakang kandang ditutup dengan tripleks. Hanya bagian depan saja yang bersifat semi terbuka, untuk menjamin sirkulasi udara tetap lancar.
Di dalam sangkar disediakan tenggeran, wadah pakan, serta wadah air minum. Sediakan pula kotak dari bahan tripleks, dengan ukuran 20 x 20 x 20 cm3, untuk tempat pengeraman. Bisa juga memakai sarang telur bundar yang bisa dibeli di poultry shop.Sarang ditempatkan di bagian atas sangkar. Sebelumnya diisi dulu dengan rerumputan kering, daun cemara, atau serutan kayu yang sudah steril. Bahan-bahan ini menjadi bantalan empuk bagi emprit jepang yang sedang mengeram.Selama masa pengeraman, usahakan kelembaban kandang sekitar 60-85 persen. Jika terlalu kering atau panas, embrio di dalam telur mudah mati sehingga tak menetas. Setelah menetas, piyik-piyik tetap dipelihara emprit jepang hingga masa sapih tiba.Cara ini bisa menghemat waktu selama dua minggu pengeraman serta dua bulan pengasuhan piyik. Jadi seminggu setelah telur terakhir dikeluarkan dari kloaka, induk betina akan kembali bertelur. Jika penangkar mampu melakukan ini, produktivitas gould amadine bisa ditingkatkan hingga 5-6 kali lipat dari cara konvensional.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar